Lho, apa hubungannya hidup sederhana dengan minum obat?

Tubuh manusia adalah sebuah sistem yang sangat kompleks. Semua bagian saling terkait dengan bagian lain. Dari semua organ manusia, otak adalah bagian yang paling menentukan kesehatan. Otak menentukan pola pikir. Pola pikir menggiring apa yang kita lakukan.

Banyak sekali penyakit yang muncul karena kita tidak bisa mengendalikan diri. Entah dalam urusan makan atau urusan gaya hidup. Kita bisa melihatnya dari contoh pemakaian obat:

  1. Obat Kolesterol dan Diabetes

Sebagian besar masalah kolesterol dan diabetes disebabkan oleh gaya hidup. Banyak makan, kurang gerak. Kita hidup di zaman prasmanan. All you can eat. Makan tidak sekadar mengisi bensin untuk tenaga melainkan telah menjadi sejenis rekreasi. Makan sekarang kita sebut sebagai “wisata kuliner”. 

Tubuh kita sebetulnya didesain dengan sistem lapar→makan→lapar→makan. Lapar sejatinya kondisi yang sangat berguna untuk kesehatan. Tapi kita hari ini jarang sekali merasakan lapar. Kita makan terlalu banyak. Akibatnya, zat gizi yang mestinya menyehatkan itu tertimbun di dalam tubuh dan menjadi masalah. Kolesterol dan lemak sebetulnya bukan penyakit. Keduanya zat penting yang dibutuhkan oleh tubuh. Tetapi karena jumlahnya terlalu banyak, keduanya berubah menjadi penyakit.

Lapar melatih tubuh kita mengendalikan kadar gula darah. Kalau kita terbiasa menerima lapar sebagai kondisi alami, tubuh kita akan tangguh dalam mengendalikan kadar gula. Tidak gampang kena diabetes. Melatih lapar tidak harus dengan ritus semacam puasa. Cukup dilakukan dengan cara menerima lapar sebagai hal yang alami. Tidak tergesa-gesa mencari makan. 

Ketika makan, porsi secukupnya saja. Sederhana. Walaupun makan ala prasmanan atau all you can eat, kita tidak kemaruk. Orang Jawa menyebutnya ”sak madyo”. 

Memang ada penyakit bawaan lahir yang berasal dari gen orangtua. Gawan bayi. Tidak ada kaitannya dengan gaya hidup. Orang seperti ini sejak lahir sudah membawa gen diabetes dan masalah kolesterol. Namun, persentase penyakit seperti ini kecil. Sebagian besar penyakit yang terkait makanan berasal dari pola hidup. 

  1. Obat Sakit Maag, Obat Penenang, Obat Tidur

Banyak sekali dari kita yang hidup menggunakan standar orang lain. Kita tidak berani hidup dengan standar diri kita sendiri. Gaya hidup harus sama dengan orang lain. Supaya bisa dipamerkan di medsos. Padahal sebetulnya tanpa gaya hidup itu, hidup kita baik-baik saja. 

Kita mudah merasa kalah ketika melihat kawan memamerkan pencapaiannya. Orang sekarang menyebut perasaan kalah ini dengan istilah “insecure”. Padahal kita hidup untuk diri kita sendiri. Tak ada urusannya dengan perlombaan dengan orang lain. Kalau kita tidak kaya, tidak punya mobil, sehari-hari makan di rumah, tidak punya prestasi wah, tidak ada yang bisa dipamerkan, memangnya kenapa? Seolah-olah menjadi orang biasa adalah kutukan. 

Sering sekali gangguan kecemasan, depresi, susah tidur, atau bahkan sakit maag muncul karena kita terlalu memaksakan hidup dengan standar orang lain. Kalau kita yakin menjalani hidup kita sendiri, merasa cukup dengan apa yang kita punya, kita akan hidup lebih tenang, mudah tidur, asam lambung tidak mudah naik. Banyak dari kita yang terjerat utang sampai sulit tidur, bukan karena penghasilannya kurang, melainkan karena gaya hidupnya lebih tinggi daripada penghasilannya. 

Kalau kita tidak punya mobil, ke mana-mana naik angkutan umum, itu justru lebih sehat. Tubuh kita banyak bergerak. Membakar kalori lalu merasa lapar. Ketika lapar, makan akan terasa lebih nikmat walaupun menunya cuma nasi warteg.

Bergaya hidup sederhana tidak berarti hidup tanpa ambisi, hidup tanpa manfaat buat orang lain. Itu dua hal yang sama sekali berbeda. Kita tetap bisa hidup sederhana sambil melakukan hal-hal besar yang bermanfaat bagi orang banyak. Kita melakukan itu sepenuhnya karena dorongan diri kita sendiri, bukan karena ingin dipuji dengan standar orang lain. 

  1. Obat Alergi, Asam Urat, Perut Kembung, Diare

Masalah-masalah kesehatan ini sangat dipengaruhi oleh makanan. Makin banyak jenis makanan yang kita santap, makin besar kemungkinan kita akan kena alergi, sakit perut, diare, kembung, dan asam urat. 

Kalau kita makan pada saat lapar, enzim cerna dalam keadaan siap siaga menerima makanan. Ini akan memperkecil kemungkinan timbulnya masalah pencernaan.  

Masalah alergi dan asam urat biasanya bawaan lahir. Namun, peluang terjadinya serangan penyakit ini sangat dipengaruhi gaya hidup. Konkretnya begini: Cak Lontong dan Cak Lemper sama-sama alergi seafood dan punya bawaan asam urat. Cak Lontong sehari-hari makan di warung langganan dekat kantor. Ia sudah tahu menunya itu-itu saja. Sudah biasa dimakan sehari-hari dan tidak ada masalah. 

Sementara Cak Lemper selalu bereksplorasi mencoba warung-warung yang sedang viral. Mungkin saja di antara menu-menu yang ia coba itu ada yang berbahan seafood tanpa ia sadari. Jadi ia punya peluang lebih besar terkena alergi dan serangan asam urat. 

Ujian makan sederhana paling sering kita alami saat bulan Puasa. Ketika berbuka, kita punya kuasa penuh atas makanan. Mau makan apa saja bisa. Orang yang sederhana hanya akan makan paling banyak seperti hari biasa. Sementara orang yang kemaruk akan makan apa saja sampai menyebabkan perut kekenyangan. Puasa seharusnya menyehatkan. Tapi justru banyak dari kita yang mengalami masalah pencernaan selama bulan ini. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *